.::Nurii Blog::.

nurita blog :) happy reading :) enjoy~~

Sabtu, 24 Desember 2011

Mama You Are My Everything :D


KAULAH HIDUPKU IBU

Ibu..
Wanita lembut penuh kasih, berikan hangatnya cinta dalam setiap hela nafas..
Lantunkan selalu doanya dalam setiap langkah hidupnya untuk anak-anak terkasihnya..
Besar pengorbananmu tanpa harap terbalasnya budi luhurmu..
“ambil nyawaku tapi jangan anakku”

Ibu..
Andai dapat ku balas, tak kan mungkin setara dengan tulus cintamu..
Tak mungkin sebanding dengan nyawamu..
Tidak mungkin akan sebesar kasihmu bagiku..

Ibu..
Banyak salahku padamu..
Terkadang tak ku dengar nasehat baikmu..
Tapi kau selalu tersenyum memaafkan untukku..
“tidak apa-apa nak, anak ibu sudah mulai dewasa ya, belajarlah”

Ibu..
Aku takut akan kemarahanmu..
Aku takut jika kau membentakku..
Aku takut jika kau bersikap acuh kepadaku..
Dan tidak mempedulikanku lagi..
“ibu tidak marah sayang, jangan takut kemarilah biar ibu memelukmu”

Ibu..
Kau selalu menghiburku dikala aku menangis..
Menenangkanku disaat aku gundah..
Menopangku ketika aku tertatih berjalan..
“anakku jangan sedih, meski banyak yang meninggalkanmu sendiri, ibu akan tetap ada untukkmu”

Ibu..
Janjiku untuk tidak mengecewakannmu..
Janjiku untuk menjadi pribadi baik bagimu..
“berusahalah aku yakin kau anak yang luar biasa hebatnya”


Ibu..
Jangan kau menangis ketika membalikkan badanmu..
Menanggung sendiri beban dengan diam..
Beri aku kepercayaanmu untuk sama-sama memikulnya..
“tidak ada apa-apa ibu baik-baik saja sayang”

Ibu..
Maaf jika aku sering kali menyusahkanmu..
Sering kali membangunkan malammu hanya untuk ada disampingku..
Sering kali terjaga untuk menyembuhkanmu..
Menyita banyak waktumu untuk tumbuh merawatku..
“sembuhkanlah buah hatiku, biarkan aku yang sakit untuk menggantikan posisinya, biar aku saja yang merasakannya ya Tuhan jangan dia”

Ibu..
Aku kan berusaha yang terbaik untukmu..
Agar kau tak menangis kecewa karna ku..
Agar kau bisa tersenyum bangga untukku..
Memelukku dan mencium keningku..
“kau benar-benar anugrah tak ternilai nak”

Ibu..
Tak ada wanita hebat sepertimu..
Tak ingin ku melukaimu..
Biarkan aku tetap menjagamu..
Jangan pergi sebelum ku mengharumkan namamu..
Tetaplah disini untukku..

Ibu..
Sungguh ku berterima kasih untukmu..
Sungguh ku sangat mencintaimu..
Dari awal ku menangis dan membuka mata..
Sungguh ku kan tetap mencintaimu..
Sampai ku menutup usia..
                                                                                   
             By : Nurita

Rabu, 21 Desember 2011

Manusia dan Keadilan


Keadilan, berasal dari kata ‘adil’ dimana banyak sekali pengertian tentang adil atau sebuah keadilan, tetapi inti dari adil itu sendiri adalah seimbang, pembagian atas kewajiban yang sama dan pemberian hak yang setara serta tidak memandang perbedaan akan agama, ras, suku bangsa maupun warna kulit dll.
Keadilan tidak lain dan tidak lebih adalah sebuah proses dimana kita dituntut dan berlaku sama tanpa harus membeda-bedakan. Keadilan tentunya melahirkan dan menanamkan proses kejujuran dalam setiap tugas terhadap pembelajaran mengenai makna kehidupan itu sendiri.
Adil, pembelajaran awal terhadap keadilan bagi manusia adalah adanya kesadaran, mau terbuka, terciptanya keadaan yang transparan tanpa saling menutupi. Dari keadaan inilah setiap individu dapat memainkan perannya dan menjalankan tugasnya dalam diri sendiri maupun bermayarakat. Sikap ini yang membawa setiap individu mampu menyeimbangkan setiap makna keadilan.
Keadilan mungkin sering kita dengar dalam hukum, ya kata itu tidaklah asing bagi dunia hukum dan tata Negara. Tapi tindakan-tindakan hukum pun sering kali mencerminkan ketidak adilan, sehingga banyak argumen yang berkembang dalam masyarakat bahwa “keadilan hanya milik segelintir orang-orang yang beruntung bukan hak kami” mengapa demikian ?
Bukankah keadilan milik semua yang hakikatnya hidup dan berkehidupan? Bukankah hukum itu buta, tidak memandang dan tidak membeda-bedakan?
Karena manusia peran utama dalam terciptanya keadilan, tugasnya menyeimbangkan kepentingan bersama. Sering kali mungkin goyah akan materi yang berlimpah, sehingga banyak menyampingkan kepentingan bersama untuk memuaskan diri sendiri terlebih dahulu. Itu jelas merugikan mereka yang senantiasa berharap keadilan itu benar-benar adil bagi mereka, tidak peduli bagi si kaya ataupun si miskin, kulit hitam ataupun putih, maupun  suku Jawa atupun suku Sunda.
Begitu susahkah mendapat keadilan? Terkadang jalan terakhir yang harus ditempuh adalah menyerah dan pasrah hanya dengan satu alasan yang sama yaitu “tidak ada yang mendengar pengakuan kami, untuk apa berharap keadilan yang mustahil bagi kami itu hanya sebagai harapan kosong”.
Keadilan hakikatnya tetap milik semua yang hidup, mereka berhak hidup dalam sistem keadilan yang seadil-adilnya.

Senin, 19 Desember 2011

Manusia dan Penderitaan


Penderitaan bukanlah kata yang asing lagi untuk di dengar bagi setiap individu. Setiap individu pasti pernah merasakannya. Penderitaan berasal dai kata derita yang bisa berarti sebuah keadaan dimana kita jatuh, susah, sendiri, menanggung atau menyimpan beban, sampai keadaan dimana kita merasa putus asa terhadap hal-hal sulit yang diselesaikan.
Pernahkah mendengar sebuah kata kalimat akan di sekitar kita tentang “kesulitan ekonomi” “kesenjangan sosial” “ketidak harmonisan hubungan” itu merupakan segelintir kalimat yang mungkin sering di dengar dalam perjalanan hidup setiap individu.
Kesulitan ekonomi merupakan hal yang lumrah terjadi bagi masyarakat social menengah kebawah, dimana mereka merasakan sulitnya menjalani hidup berekonomi bagi pemilik pendapatan perkapita di bawah rata-rata. Bisa di contohkan jika harga beberapa kebutuhan pokok meningkat drastis tentu bagi pengatur keungan dalam rumah tangga harus memperhatikan dan pintar dalam mengatur pemasukan yang seimbang dengan pengeluaran. Suatu kesulitan dalam mengatur dan menyeimbangkan kebutuhan serta tidak terlintas untuk berkeinginan tentu menimbulkan penderitaan bagi mereka, menyeimbangkan merupakan cara yang harus ditempuh untuk tetap bertahan hidup dibawah kesulitan ekonomi.
Kesenjangan social bukan merupakan hal yang asing lagi dalam bermasyarakat, dimana individu merasakan ketidak nyamanan untuk bersosialisasi  di lingkungan masyarakat, bisa banyak penyebabnya salah satunya karena lingkungan yang bertindak sebagi individu bukan lingkungan yang social. Bisa dibayangkan jika hal itu terjadi, ini akan melahirkan individu yang anti social yang hanya memikirkan kepentingannya tanpa melihat kesulitan atau kesusahan yang di alami sekitarnya. Kurangnya komunikasi, kurangnya kepedulian, dan terbatasnya informasi merupakan hal yang harus ditanggung bagi setiap individu sedangkan komunikasi itu penting untuk saling berbagi informasi terhadap perkembangan pengetahuan. Ini tentu menyulitkan diri sendiri karna mutlaknya kita bukan makhluk individu yang sempurna tentu dan sangat membutuhkan orang lain.
Ketidak harmonisan hubungan. Pada hakikatnya menjalin suatu hubungan perlu adanya keharmonisan atau keserasian, keharmonisan atau keserasian itu sendiri bukan suatu yang harus dijalankan karena kesamaan tapi terbentuk dari gabungan pemikiran yang berbeda dan harus diseimbangkan serta sejalan. Jika perbedaan terus terjadi tanpa penyelesaian hal ini tidak mengelakkan dapat menimbulkan pertikaian atau bahkan konflik. Tentu saja bukan hanya merugikan diri sendiri tetapi tidak di pungkiri melibatkan kerugian dan dampak buruk bagi lingkungan sekitar.
Pada dasarnya setiap manusia pasti pernah atau bahkan sedang mengalami kesulitan (penderitaan). Sejenak pasti pernah terlintas akan ketidak adilan dalam hidup karena penderitaan yang dialami dan berputus asa. Tapi jika kita hidup tanpa masalah, kesulitan dan penderitaan hidup tidak akan pernah bernilai kualitasnya karena ada sisi positifnya dari sebuah penderitaan atau kesulitan yang dialami yaitu proses pembelajaran untuk belajar menjadi individu yang lebih dewasa dan mampu menempatkan diri dalam situasi dan lingkungan yang berbeda.

Minggu, 18 Desember 2011

Manusia dan Keindahan


Keindahan merupakan sebuah rasa pandang akan pujian takjubnya sebuah hasil terhadap suatu karya cipta, seni, artistik, alam dan manusia.
Keindahan akan timbul saat dan sedang dalam memandang sebuah keistimewaan tersendiri yang memiliki makna special terhadap keelokkan, kecantikan, romantisnya akan harmonisasi alam.
Keindahan tak harus dan mesti dilukiskan ataupun di gambarkan, seulas senyum pun akan menampakkan hakikatnya sebuah keindahan. Dalam seni, penilaian akan keindahan terlihat dari subyektifnya pandangan terhadap selarasnya alunan nada yang di dengar, dan searahnya arsiran kanvas yang tergambar, terlahir dan murni dari hatilah nilai abadi terhadap keindahan.
Keindahan tercipta dari bagaimana manusia menyelaraskan seni dan alam sebagai kealamian indahnya nilai dan rasa. Setiap nilai terhadap seni keindahan adalah hal yang abstrak, penilaian terpenting adalah menyatunya jiwa terhadap dan di setiap nilai dalam karakteristik sebuah seni. Seseorang akan berkata terhadap seni itu membosankan dan tidak bermakna karena rasa yang di rasakan tidak menyatu terhadap seni yang dia lihat ataupun yang didengarnya, adanya kesatuan itulah yang juga menimbulkan keindahan. Dimana  “keindahan adalah sesuatu yang membuat kita nyaman, tenang dan senang saat melihat atau mendengarnya” (Randy Qausar Haris saying about definition of beauty) :D
Adanya manusia sebagai unsur penting dalam menciptakan karya seni dan menilai sebagai perbandingan tolak ukur sebuah keindahan melahirkan pandangan beragam tentang nilai estetika keindahan itu sendiri.
Keserasian, keselarasan, kesatuan, keharmonisan adalah hasil suatu keindahan, memiliki nilai yang tidak terhitung dan tak dapat di utarakan, dimana hanya akan ada perasaan yang bermain untuk menilai indahnya hakikat keindahan.

Pandangan manusia tehadap keindahan pastilah berbeda-beda, hipotesa yang di ungkapkan pun tidaklah mungkin sama, menakjubkannya sekalipun pastilah berbeda ekspresinya, euforianya pun bukan hal yang mutlak sama di perlihatkan, segala sesuatu akan indah jika satu, jika senang, jika tenang, jika serasi dan jika seimbang. Itulah mengapa sesuatu akan di anggap sebagai suatu keindahan jika dapat menimbulkan kenyaman, ketenangan dan kesenangan yang dirasakan serta menampilkan kesempurnaan.

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan

PENGERTIAN SASTRA MENURUT PARA AHLI
1.   Sumarno dan Saini
sastra adalah ungkapan pribadi manusiaberupa pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, semangat,keyakinan, dalam suatu bentuk gambaran kongkret yangmembangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa.
2.   Mursal Esten
sastra atau kesusastraan adalahpengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagaimanifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melaluibahasa sebagai medium dan punya efek yang positif terhadapkehidupan manusia (kemanusiaan).
3.   Engleton
sastra yang disebutnya "karya tulisan yanghalus" (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentukbahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yangdipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan danditerbalikkan, dijadikan ganjil.
4.   Ahmad Badrun
berpendapat bahwa Kesusastraan adalahkegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
5.   Sumardjo dan Sumaini, definisi sastra yaitu :
a)   Sastra adalah seni bahasa.
b)   Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yangmendalam.
c)   Sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa.
d)   Sastra adalah inspirasi kehidupan yang dimateraikan dalamsebuah bentuk keindahan.
e)   Sastra adalah semua buku yang memuat perasaankemanusiaan yang benar dan kebenaran moral dengansentuhan kesucian, keluasan pandangan dan bentuk yangmempesona.


Budaya bisa mempengaruhi sebuah sastra. Terlahirnya sastra akibat adanya budaya yang mempengaruhi sebuah cipta karya yang ada. Karena sastra yang baik selau lahir dari baiknya budaya yang terlahir dan berkembang dalam masyarakat.
Sastra meski tak harus tertuangkan secara jelas dalam bentuk tulisan maupun gambaran namun makna dalam sastra jelas nampak bagi kehidupan masyarakat sebagai cerminan tata kehidupan mereka.
Adanya sastra salah satunya adalah untuk memupuk persatuan dalam masyarakat dengan ditumbuhkan persatuan dalam berbahasa dan menciptakan keselarasan bermasyarakat.
Dalam sastra terdapat komponen penting yaitu Bahasa yang banyak memperkenalkan dan menampung segala macam aktifitas manusia , dalam memahami dirinya sendiri, melahirkan pemikiran-pemikiran positif, menerapkan dasar-dasar yang obyektif manusia selalu mempergunakan bahasa. Pada dasarnya secara universal dan hakikatnya bahasa adalah kepentingan utama dalam saling memahami individu. Oleh sebab itu, dalam usahnya  manusia untuk memahami alam semesta di butuhkan ilmu pengetahuan yang tentunya juga mempergunakan bahasa, pengolahan dalam perkembangan teknologi juga pasti manusia mempergunakan bahasa.
Dan dengan adanya sastra dapat mempermudah dan memperlancar komunikasi antar setiap individu. Penggambaran sastra adalah abstrak baik penjabaran maksud yang tersirat maupun penggunaan bahasanya.
Dalam sastra juga banyak memperkenankan sebuah cerita baik fiksi maupun non fiksi yang ditujukan untuk menyebarkan informasi pengetahuan, memperkenalkan ide-ide ataupun gagasan-gagasan baru untuk khalayak umum, dan beberapa cerita yang dianggap benar masyarakat sebagai keyakinan mereka, selain itu juga dianggap sebagai salah satu lahirnya budaya Indonesia.

Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa

Prosa sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan, yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, novel, atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.

1.   Prosa Lama, adalah prosa bahasa Indonesia yang belum dipengaruhi oleh budaya barat. Prosa Lama meliputi :
·         Dongeng
·         Hikayat
·         Sejarah
·         Epos
·         Cerita pelipur lara


2.   Prosa Baru adalah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apapun. Prosa Baru meliputi :
·         Cerita pendek
·         Roman / novel
·         Biografi
·         Kisah
·         Otobiografi

*Komponen dalam Prosa Lama :
·         Pantun
        Gurindam
        Mantera
        Talibun
        Sage

*Komponen dalam Prosa Baru :
        Novel
        Biografi
        Cerpen
        Drama
        Soneta

Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi :
Prosa Fiksi adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh palaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.
Dalam membaca prosa fiksi seperti novel atau cerita pendek, pasti dapat ditemukan beberapa nilai, diantaranya :
        Prosa fiksi memberikan kesenangan
        Prosa fiksi memberikan informasi
        Prosa fiksi memberikan warisan cultural
        Prosa memberikan keseimbangan wawasan

Manusia dan Cinta Kasih


Cinta Kasih
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di banding makhluk lainnya. Karena manusia di bekali akal, pikiran, perasaan dan pengetahuan. Setiap perasaan dalam diri manusia memiliki unsur berbeda dimana ada kadang kalanya sebagai makhluk individu yang harus bergantung pada diri sendiri dan sebagai makhluk yang saling membutuhkan untuk saling berinteraksi dan berkreasi. Dalam menciptakan hubungan yang sajalan dengan individu lainnya kadang kala tumbuh rasa akan saling menyayangi, mengasihi dan rasa cinta.
Makna cinta dan kasih sendiri begitu rumit untuk di jabarkan mulai dari adanya keterkaitan antara ikatan dari diri setiap manusia terhadap individu lainnya. Perasaan cinta timbul karena adanya saling ketertarikan manusia, perasaan yang timbul tanpa sebab dan alasan, entah kapan , dimana dan pada siapa kan merasakannya, perasaan yang tulus tumbuh lahir dari dalam hati untuk saling melengkapi satu sama lainnya. Perasaan untuk saling mengasihi dan melindungi untuk sama-sama tidak saling melukai. Bisa di ibaratkan seperti rasa cinta kasih orang tua terhadap anaknya , manusia terhadap Tuhan Sang Maha Pencipta Semesta, pemeliharaan sikap mencintai terhadap alam. Adanya cinta dan kasih untuk saling menyayangi membuat setiap individu merasakan saling membutuhkan satu sama lain untuk menciptakan keharmonisasian dan keselarasan dalam menjalani kehidupan karena tak terlepasnya dari diri manusia sebagai makhluk yang saling membutuhkan yang harus berkembang saling memberi dan menerima dalam kehidupan bersosial. Dalam setiap cinta kasih manusia terkadang harus saling bisa mengerti dan mengorbankan kepentingan diri sendiri demi keharmonisan dalam kehidupan bertujuan untuk saling menyelaraskan dan tidak saling membebankan.
Tiga Unsur Tentang Cinta
Seperti yang dikemukakan oleh Dr. Sarlito W. Sarwono, cinta terdiri dari tiga macam unsur. Unsur-unsur tersebut yakni:
1.       Keterikatan (komitmen)
Maksud dari keterikatan disini adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dengan dia, memprioritaskan dia, tidak mau dengan atau bersama-sama dengan orang lain kecuali dengan dia.
Adanya keterikatan ini membuat satu sama lainnya saling membutuhkan, saling mengikat sebuah komitmen meski secara tidak langsung di utarakan untuk saling bersama dalam hal saling melengkapi. Akan timbulnya rasa khawatir terhadap satiap keadaan tidak memungkinkan timbul sebuah rasa posesif terhadap pasangan akan rasa takut kehilangan.

2.       Keintiman
Maksudnya disini keintiman adalah tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dan dia tidak memiliki jarak lagi. Dimana penggilan-panggilan formal sudah ditiadakan dan diganti dengan panggilan-panggilan akrab atau sayang.
Lebih mengarah dalam hal kedekatan satu sama lainnya untuk lebih menciptakan rasa kenyamanan dalam menjalin hubungan tanpa adanya beban. Kedekatan ini lebih akan mengarahkan untuk saling memahami karakter sifat satu sama lainnya, menciptakan keharmonisan dalam hubungan. Dalam memahami tidak hanya menelaah sedikit sifat dari satu sisi karena sifat manusia tidak selalu statis dalam menghadapi setiap keadaan baru untuk lebih baik berinteraksi dan bersosialisasi seperti memberanikan diri untuk menerima dan menjalankan hubungan yang relative dinamis.

3.       Kemesraan
Kemesraan yakni adanya suatu perasaan ingin membelai atau dibelai, timbulnya rasa kangen apabila lama tidak bertemu, adanya ucapan yang mengungkapkan rasa sayang.
Kemesraan tercipta untuk saling lebih mendekatkan agar terjaga keserasian satu sama lainnya. Menciptakan rasa nyaman untuk mudah saling terbuka terhadap persoalan, kemudahan untuk saling mengerti, menciptakan kedekatan untuk tetap berada dalam satu asa dan pemikiran yang sejalan.
Pada dasarnya rasa cinta kasih tidak hanya tercipta pada lawan jenis, tapi secara lahir rasa cinta kasih akan terbawa saat kita berada di suasana hangatnya lingkungan keluarga. Disinilah pertama kali keluarga memperkenalkan akan rasa cinta kasihnya untuk anaknya, memberikan porsi adil rasa kasih sayang untuk dan di setiap keluarga, dimana di ajarkan untuk saling memberi, saling berbagi, saling mengisi, saling memahami, sampai saling melengkapi kekurangan satu sama lain. Dalam keluarga cinta kasih dan sayangnya tulus dan tak ternilai, tidak ada timbal baliknya dalam memberi, seberusaha mungkin keluarga akan mengayomi dalam keadaan apapun. Terciptanya keharmonisan diri dalam keluarga membuat terbentuknya pribadi seorang individu di kalangan masyarakat, karakter seorang individu ini sangat menentukan dalam pola tingkah lakunya untuk membawa diri dan mengikuti aturan budaya tidak tertulis dalam masyarakat termasuk dalam hal cinta dan kasih terhadap individu lainnya. Cinta kasih memang tidak secara langsung memiliki aturan-aturan tertulis dalam menjalani sebuah hubungan yang lebih mendekatkan satu sama lainnya, tapi yang terpenting adalah bagaimana 2 orang individu yang berbeda pemikiran, karakter, sifat bahkan tujuan mampu berjalan dan tumbuh seimbang dalam lingkungan sekitar. Pendewasaan dalam setiap hubungan perlu adanya untuk saling mendewasakan diri dan introspeksi demi memperbaiki diri kearah individu yang dewasa baik sikap maupun pikiran.

Manusia dan Kebudayaan



Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Begitu rumit karena memiliki pemikiran , akal dan perasaan yang harus diselaraskan. Manusia juga merupakan 2 rangkap makhluk yaitu makhluk individu dan maklhluk social. Di setiap perjalanan sebagai individu dan social memiliki tugas yang harus tetap diseimbangkan. Manusia harus bisa tumbuh sebagai individu yang harmonis di dalam kehidupan social, ini merupakan bagaimana upaya pemetaan diri manusia dalam menjalankan kebersamaan dalam kehidupan social maupun budaya.
  • Pengertian Manusia , menurut beberapa ahli :    
  1. NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
    Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
  2. KEES BERTENS
    Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.
  3. I WAYAN WATRA
    Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
  4. OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
    Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
  5. PAULA J. C & JANET W. K 

    Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.

    •  Pengertian Makhluk Sosial, menurut para ahli :
    1.   Dr. JOHANNES GARANG
    Makhluk sosial adalah makhluk berkelompok dan tidak mampu hidup menyendiri.
     
    2.   WALUYO 
    Makhluk sosial adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya, saling membutuhkan satu sama lain. 
    3. ARISTOTELES
    Makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang berarti menusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain. 
    4.   DELIARNOV
    Makhluk sosial adalah makhluk yang mustahil dapat hidup sendiri serta membutuhkan sesamanya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 
    5.  LITURGIS
    Makhluk sosial merupakan makhluk yang saling berhubungan satu sama lain serta tidak dapat melepaskan diri dari hidup bersama.

    •  Hakikat Manusia :

    1. Makhluk yang Terdiri dari Jiwa dan Raga sebagai Satu Kesatuan yang Utuh 
    2. Makhluk Hayati dan Budayawi
    3. Makhluk Ciptaan Tuhan yang Mampu Bekerja dan Berkarya , dan
    4. Makhluk Ciptaan Tuhan yang Paling Sempurna

      *Pengertian Kebudayaan:
      Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.


      *Manusia dan Kebudayaan
      “Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian, kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.”
      Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.